• Kamis, 29 November 2018

    BAHAYA TAWURAN BEBAS


     

    Disusun oleh :
    Nadia Salsabila
    Guru Pembimbing :
    Treza Forena Densya Lesmana
    SMPIT ULIL ALBAB
    Bekasi
    2018/2019



    KATA PENGANTAR
            Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahata Tawuran Bebas” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
            Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang    telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
            Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
            Tidak lupa sholawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan terbaik baginda Rosul Muhammad Shallallahu ‘Alaihu Wasasallam selaku tauladan terbaik hingga akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta kepada keluarga, sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu mengikuti sunnahnya.
    Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

                                                                                                                      Bekasi, 25 Februari 2018

                                                                                                                   Nadia Salsabila
    DAFTAR ISI
    KATA PENGANTAR………………………………………………………………………         i
    DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...        ii
    BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...............      1
    A.     Latar Belakang …………………………………………………………………………..
    B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………….................
    C.     Tujuan Penulisan ………………………………………………………………...............
    D.     Manfaat Makalah ………………………………………………………………………..
    BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………….
    A.     Penyebab Mulainya Tawuran Bagi Para Pelajar ……………………………………..
    B.     Tindakan Kepolisian Serta Orang \Tua Mengenai Tawuran ………………………..
    C.     Alasan Para Pelajar Melakukan Aksi Tawuran ……………………………………….
    BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………
    A.     Kesimpulan …………………………………………………………………………………
    B.     Saran ………………………………………………………………………………………..



    BAB I
    PENDAHULUAN
    A.    LATAR BELAKANGq
    Pengertian Tawuran
          Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
    Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan peristiwa – peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang maraknya terjadi. Tawuran sudah tidak lagi menjadi pemberitaan yang asing lagi ditelinga kita .
           Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota – kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal ataupun eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cidera tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh mereka. Kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang ditimbulkan.
           Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng, Perilaku anarki ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tidak merasa kalau perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu ketenangan masyarakat, sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.
    Pada saat bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi antara mereka dan seringkali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah seperti seorang terdakwa yang telah mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan masuk penjara. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari dalam diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.
    Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan remaja menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana yang bersahabat dengan mereka. Masyarakat sering tidak peka terhadap respon yang di timbulkan remaja. Sehingga tidak sedikit remaja mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa agresi guna menunjukkan keberdaan mereka dalam suatu lingkungan.

    B.     RUMUSAN MASALAH
        Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
    1.      Apa itu tawuran ?
    2.      Apa penyebab mulainya pelajar mengetahui mengenai tawuran bebas ?
    3.      Apa tindakan kepolisian serta orang tua mengenai tawuran bebas ?
    4.      Mengapa para pelajar lebih mementingkan tawuran dibandingkan belajar di sekolah ?



    C.    TUJUAN PENULISAN
       Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
    1.      Mengetahui definisi dari tawuran.
    2.      Mengetahui penyebab mulainya pelajar mengetahui mengenai tawuran bebas.
    3.      Mengetahui tindakan kepolisian serta orang tua mengenai tawuran bebas.
    4.      Mengetahui alasan  pelajar lebih mementingkan tawuran dibandingkan belajar di sekolah.

    D.    MANFAAT PENULISAN
    Berdasarkan dari tujuan penulisan diatas, maka manfaat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
    1.      Mengetahui serta memahami arti dari tawuran.
    2.      Mengetahui serta memahami penyebab mulainya pelajar mengetahui tawuran bebas.
    3.      Mengetahui serta memahami tindakan kepolisian serta orang tua mengenai tawuran bebas.
    4.      Mengetahui serta memahami alasan pelajar lebih mementingkan tawuran dibandingkan belajar di sekolah.
     

    BAB II
    PEMBAHASAN
    A.   Definisi Tawuran
            Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Dan “kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengindetifikasi satu sama lain dan merasa bahwa mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang berinteraksi selama lebih dari beberapa saat, saling mempengaruhi satu sama lain melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka sebagai “kita”. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.

             Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
    a.       Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
    b.      Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan geng inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

    B.   Penyebab mulainya tawuran.
     Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok.
    Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya, yaitu:
    1.      Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
    2.      Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
    3.      Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan tawuran antar pelajar.

    Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa Setia Kawan Yang Berlebihan
    Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal yang lumrah atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam persahabatan rasa setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas dan seimbang.
    Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.

    C. Tindakan kepolisian serta orang tua mengenai tawuran.
               Kenakalan remaja yang dilakukan dengan tawuran antar kelompok membuat masyarakat resah. Acapkali para pelajar bahkan membekali dirinya dengan senjata yang mematikan untuk melukai musuh.
    Saat dilakukan penelusuran ternyata beberapa siswa tidak mengetahui alasan mereka tawuran, ada yang ikut-ikutan dan ada pula untuk menunjukkan eksistensi mereka. Dosen dan Kriminolog dari Universitas Gadjah Mada, Soeprapto, mengatakan bahwa tawuran antar pelajar memang tidak selalu disebabkan oleh adanya musuh.
    Soeprapto mengibaratkan bahwa itu merupakan efek resonansi yang menjalar ke siswa lainnya.
    "Saat temannya melakukan (tawuran), ia akan teresonansi sehingga ikut bergetar untuk ikut melakukan tanpa mengetahui duduk permasalahannya," ujarnya, Rabu (16/12/2015).
    Soeprapto memaparkan bahwa kebanyakan para pelajar tersebut adalah sekelompok orang yang dalam hidupnya mengalami banyak kekecewaan dan ketidakpuasan.
    Mereka akan mencari wadah untuk melampiaskan kekecewaannya. Akan tetapi ada pula anak yang memang secara kejiwaan terbilang sakit. Ia akan cenderung menyakiti orang lain dan puas saat melihat orang itu menderita atau kesakitan.
    Untuk itupula peran orang tua sangat diperlukan. Bagi anak yang tidak sehat di kejiwaan, haruslah diperiksakan ke psikolog untuk dapat memulihkan kondisi jiwanya.
    "Harusnya orang tua mengobatkan anak itu, jalau tidak orang lain bisa jadi korban. Ia tetap akan mengulangi perbuatannya walaupun sudah dihukum misal dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.
             Dirinya mengatakan bahwa saat ini banyak orang tua sudah kehilangan fungsinya. Seperti fungsi pendidikan dan sosial, fungsi perlindungan, ekonomi dan reproduksi.
    Sejak dini, orang tua wajib menanamkan norma sosial dan budaya. Kalau itu tidak dapat di keluarga, maka si anak akan dapat mudah terpengaruh pergaulan yang justru menjerumuskan.
    "Fungsi itu terabaikan sehingga tanpa pengawasan orang tua, anak akan mencari jalannya sendiri. Ia akan mencari kesenangan dan kepuasan semata di tempat lain dan bukan di keluarga," tukasnya.
    Dikarenakan anak-anak masih di bawah Undang-undang perlindungan anak, maka polisi juga tidak dapat melakukan proses hukum kepada mereka. Untuk itu polisi harus bekerjasama dengan sekolah agar dapat menuntaskan permasalahan itu.
    Cara yang efektif adalah dengan mengenalkan peraturan-peraturan tentang tawuran dan memberitahukan sanksinya. Kalau daerahnya tidak ada peraturan yang mengatur itu, maka sekolahlah yang harus mencanankan dan tegas memberlakukan itu.
    "Kalau kedapatan tawuran bisa diberi peringatan pertama, kedua hingga nantinya dikeluarkan. Kalau tidak ada sanksi dan tidak ditegur mereka akan terus mengulanginya," ujarnya.
    "Begitu juga polisi, kalau anak itu terbukti kembali melakukan perbuatannya, bisa dilakukan pembinaan atau penambahan jadwal wajib lapor," tandasnya.
    D. Alasan pelajar lebih mementingkan tawuran dibandingkan belajar di sekolah.
              Tawuran memang bukanlah hal yang baru lagi. Seperti sudah membudaya banyak siswa antar sekolah terlibat perkelahian. Perilaku ini tentunya memprihatinkan.
    Menanggapi hal tersebut, Psikolog dan Dosen Muda Universitas Padjadjaran Bandung Fredrick Dermawan Purba mengatakan, lingkungan berperan penting atas terjadinya tawuran antar pelajar.
    "Ini disebut faktor peer-pressure, di mana kecenderungan remaja ketika mereka mengadopsi atau mengikuti nilai-nilai atau perilaku dari orang lain karena merasa mendapatkan tekanan untuk melakukan itu agar mengikuti keinginan lingkungan. Baik tekanan itu mereka rasakan atau pikiran. Jadi, mereka terpaksa untuk mengikuti kesamaan di lingkungan mereka, walau sebenarnya tidak ingin memilih hal tersebut," tutur pria yang biasa disapa Bang Jeki ini saat dihubungi Okezone melalui BlackBerry Messenger, Kamis (27/9/2012).

    Dikatakan Bang Jeki, tawuran itu sendiri sering kali dilakukan dengan alasan kesetiakawanan antar teman. Meskipun secara individu mungkin mereka tidak ingin melakukannya, namun lantaran adanya tekanan dan ancaman, terjadilah tawuran.

    "Nilai doktrin yang dibangun dari dulu oleh pendahulu-pendahulu mereka yang membangun cerita, sehingga sebenarnya mereka sendiri tidak mengetahui dengan pasti kebenarannya," dia menambahkan.

    Selain karena tekanan lingkungan sekitar, faktor emosi pada diri merekalah yang membuktikan bahwa keadaan emosi dari masa remaja itu disebut labil.
    "Tawuran itu sendiri, bagi mereka juga dianggap sebuah pembuktian akan nilai kesetiakawanan ataupun pembuktian nilai harga diri mereka. Emosi mereka meledak dan tidak terkontrol oleh otak yang berlevel tinggi tadi," tutupnya.
               Sedangkan menurut saya hal itu terjadi karena pertama dari kebijakan dan pengambilan keputusan yang dianggap kurang tepat. Misalnya kebijakan Ujian Nasional yang ditetapkan pemerintah turut serta dalam perwujudan konflik antar pelajar.Hal ini disebabkan karena para pelajar merasa terkekang dalam sebuah kebijakan yang menurut mereka telah mengeksploitasi waktu serta pikiran mereka. Walhasil, mereka akan melakukan upaya untuk terbebas dari aturan-aturan tersebut dengan melampiaskannya dalam konfrontasi fisik.
    Kedua, berkaitan dengan aspek psikologis pelajar yakni pencarian jati diri, salah persepsi, sikap yang negatif, kurangnya pemahaman agama, bahkan hingga ke persoalan identitas kelompok dan daerah. Identitas kelompok yang mengeras dan eksklusif menimbulkan jarak dengan kelompok lain dan amat mudah bergesekkan dan menimbulkan konflik.



    BAB III
    PENUTUP
    A.    KESIMPULAN
            Permasalahan yang timbul seperti Tawuran antar pelajar memang bukanlah masalah sepele, dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yangterjadi belakangan ini, hal ini sangat disayangkan karena tidakan tersebut sangatlah tidak terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya bentrok antar pelajar.
            Kita harus semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena banyak faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar, dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik anak, karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi baik, begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga sangat diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan sekitar.
            Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat kekerasan makin mewabah di mana-mana. Wajah-wajah beringas para remaja kita telah menjadi momok tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang makin tak karuan ini. Karena para remaja nantinya akan jadi generasi akan menjadi penerus bangsa ini dan mampu menjadi pemimpin keluarga masa kelak mendatang. Banyak hal yang bisa dipelajari dari peristiwa ini, selain dari dampak yang tentunya sangat-sangat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang bisa diterapkan untuk menghindari terjadinya tawuran.
    B.     SARAN
      Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, kami memberikan beberapa saran. Diantaranya :
    a.         Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas
    Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.
    b.        Memberikan pendidikan anti tawuran
    Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.



  • Translate

    Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    BLOGONAD - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan